4 Faktor Penentu Pencapiaan Skor Maksimal dalam Tes IELTS dan TOEFL

IELTS atau TOEFL sudah sangat terkenal di kalangan mahasiswa dan profesional di Indonesia, apalagi mereka yang merupakan scholarship hunter dan memiliki target untuk mengenyam dunia pendidikan di berbagai belahan dunia di mana IELTS atau TOEFL sebagai salah satu prasyarat seleksi beasiswa dan seleksi masuk perguruan tinggi di negara yang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar.

Setiap tahun terdapat ribuan mahasiswa Indonesia yang mengikuti seleksi beasiswa luar negeri baik beasiswa yang disediakan oleh pemerintah kita maupun pemerintah negera lain. Hal ini menjadikan IELTS atau TOEFL sebagai salah satu high-stakes test kemahiran bahasa Inggris menjadi sangat populer. Tidak dapat dipungkiri juga bahwa banyak mahasiswa Indonesia yang masih merasa kesulitan dalam tes ini karena beberapa hal termasuk tingkat kesulitan dan level kemahiran berbahasa Inggris mahasiswa tersebut.

Konten IELTS atau TOEFL (IBT) mencakup modul Listening, Reading, Writing, dan Speaking, sementara TOEFL (ITP) mencakup Listening Comprehension, Structure & Written Expression, dan Reading Comprehension, di mana masing-masing modul ini memiliki konten yang unik dan berbeda satu dengan lain. Kemampuan pengambil tes akan diuji terhadap setiap modul tersebut dan sudah sepatutnya bagi mereka untuk mematangkan diri baik psikologi, manajemen waktu, dan General English yang memadai, dan yang lebih penting lagi menguasai konten IELTS atau TOEFL dan memiliki strategi yang mumpuni agar tujuannya – mencapai target minimum band score yang menjadi syarat beasiswa dan seleksi di universitas tujuan dapat tercapai hanya dalam satu kali tes.

Psikologi Menentukan Keberhasilan dalam Tes IELTS atau TOEFL
Banyak mahasiswa harus mengambil tes IELTS atau TOEFL berulang kali, bukan karena persiapan belajar mereka kurang atau bahasa Inggris mereka yang masih terbatas, melainkan karena persoalan psikologi – sesuatu (emosi negatif) yang ada dalam jiwa manusia. Masalah psikologi yang berkaitan dengan IELTS yang paling menonjol dan berpengaruh adalah kegugupuan (nervousness). Seseorang yang tidak berhasil mengontrol emosi ini akan mengakibatkannya tidak menjadi tenang atau tidak dapat konsentrasinya sehingga ia bisa ‘tersesat’ ketika tes. Meskipun ada banyak faktor yang membuat orang sulit fokus, emosi gugup yang paling mengganggu konsentrasi. Dalam modul Listening, misalnya, jika konsentrasi kita terganggu, kita akan dengan mudah ‘tersesat’ saat recording berlangsung dan membuat kita kehilangan kesempatan untuk memperoleh jawaban benar langsung dari recording tersebut.

Salah satu faktor yang menyebabkan kegugupan adalah masalah kepribadian. Emosi gugup merupakan sesuatu yang normal, menurut saya. Itu manusiawi. Semua orang pasti memiliki emosi ini. Yang menjadi persoalan adalah ketika seseorang tidak dapat mengontrol emosi gugup ini sehingga memberikan efek negatif terhadap performa selama tes berlangsung. Banyak pengambil tes yang meskipun bahasa Inggrisnya bagus dan persiapan belajarnya cukup, tapi karena ada persoalan pribadi atau tidak terbiasa dengan soal-soal tes bahasa Inggris seperti IELTS atau TOEFL, mereka sangat gugup. Bahkan saking gugup, nama sendiri pun salah dieja, atau nomor ujian lupa tulis. Ada banyak cerita tentang orang-orang yang karena gugup, mereka tidak berhasil mencapai target band score dalam tes IELTS atau TOEFL dan hal inilah yang membuat mereka harus mengambil tes ini berkali-kali – buang uang, waktu, energi dan muncul lagi masalah psikologi.

Untuk menetralkan isu kegugupan ini, pahami apa yang menjadi penyebab kegugupan. Ada beberapa solusi jika seseorang mengalami kegugupan. Pertama, pahami dan sadari diri sendiri – apakah anda termasuk orang yang gampang gugup karena ada hidden factor dalam diri anda dan cara mengatasinya. Biasanya hanya diri kita yang lebih tau solusi atas persoalan kegugupan karena hidden factor. Kedua, jika kegugupan disebabkan karena bahasa Inggris yang masih kurang atau persiapan belajar yang terbatas, tingkatkan level kemampuan bahasa Inggris atau lakukan persiapan belajar yang mumpuni sebelum mengikuti tes. Ketiga, jika kegugupan disebabkan karena isu lain misalnya ada isu keluarga, kesehatan, atau pekerjaan, coba lakukan olaragah ringan atau meditasi untuk melepaskan semua kepenatan – pikiran dan fisik.

Manajemen Waktu
Seperti pepatah “waktu adalah uang”, manajemen waktu merupakan sebuah fondasi bagi seseorang dalam melakukan aktivitas termasuk persiapan belajar IELTS atau TOEFL. Setiap individu yang ingin mengambil salah satu dari kedua instumen tes itu, ia harus mengatur waktunya sebaik mungkin. Ia harus memahami berapa banyak waktu yang ia butuhkan untuk belajar. Misalnya, jika ia menargetkan skor yang tinggi dan bahasa Inggrisnya masih di level basic atau pre-intermediate, ia harus menyiapkan waktu belajar yang banyak – bisa berbulan-bulan bahkan tahunan.

Selain itu, yang perlu diperhatikan adalah kualitas belajar. Jika anda membutuhkan waktu 2 jam per hari untuk belajar IELTS Reading misalnya, anda harus benar-benar fokus, tidak bisa ada distraksi apapun. Ingat: kualitas lebih penting dari pada kuantitas. Jika anda seorang morning person – bersemangat melakukan berbagai kegiatan termasuk belajar di pagi hari, buatlah jadwal belajar anda di waktu ini. Atau jika anda seorang night owl – terbiasa melakukan berbagai aktivitas hingga larut malam, buatlah jadwal belajar di jam-jam tersebut.

Waktu yang ideal dalam persiapan belajar IELTS atau TOEFL adalah 3 – 6 bulan, tergantung dari level kemahiran bahasa Inggris masing-masing individu. Jika anda berencana untuk mendaftar beasiswa tahun depan, ada baiknya anda sudah harus melakukan persiapan belajar IELTS atau TOEFL satu tahun sebelumnya dan mengambil tes sebelum mendaftar beasiswa. Biasanya mereka yang sudah memiliki sertifikat IELTS atau TOEFL dengan nilai di atas standard memiliki peluang besar untuk menerima beasiswa (tergantung aspek lainnya juga, misalnya, IPK, pengalaman kerja, dan performa dalam seleksi beasiswa).

Memiliki General English yang Memadai
General English (GE) menjadi penentu pencapaian skor tes IELTS dan TOEFL yang diinginkan. Seseorang yang GEnya bagus maka skor tesnya juga pasti akan bagus karena tes IELTS atau TOEFL adalah ‘refleksi’ kemahiran bahasa Inggris seseorang. Jadi, sangat penting untuk mengecek level GE dan pastikan jika GE masih belum memadai, pendalaman GE seharusnya diambil. Sebagai contoh, sebagai pengajar IELTS dan TOEFL, sebelum saya mengajar murid materi IELTS atau TOEFL, saya melakukan pretest untuk mengetahui sejauh mana level bahasa Inggris murid. Jika skor pretest IELTS masih 4.5-5.0 misalnya, dan murid ingin memperoleh skor 6.5+, saya mengharuskan murid untuk mengambil kursus GE sebelum belajar materi-materi IELTS atau TOEFL. Jadi, sangatlah penting untuk memiliki GE yang memadai (minimal level intermediate) sebelum belajar IELTS atau TOEFL.

Menguasai Konten Tes IELTS atau TOEFL
Menguasai konten IELTS atau TOEFL – tipe pertanyaan dalam masing-masing modul, percakapan yang digunakan dalam modul Listening, teks-teks yang digunakan dalam modul Reading, topik-topik yang digunakan dalam modul Writing dan Speaking, sangatlah penting. Selain itu, anda juga harus pahami kriteria penilaian yang digunakan dan berupaya untuk menguasai kriteria penilaian tersebut sehingga selama proses persiapan belajar, kriteria penilaian itu harus menjadi fokus juga bukan hanya konsentrasi atau mengutamakan materi-materi. Selalu tanyakan pada tutor, atau cari informasi online tentang kriteria penilaian yang digunakan dalam instrumen tes tersebut.

Persiapan tes IELTS atau TOEFL dapat dilakukan baik belajar mandiri ataupun bersama tutor. Jika anda merasa GE anda sudah bagus, belajar mandiri sangatlah direkomendasikan agar anda dapat menghemat uang. Namun, jika GE anda masih kurang, disarankan untuk belajar bersama tutor sehingga sang tutor yang akan mengarahkan anda. Yang paling penting diperhatikan selama masa persiapan adalah materi belajar. Gunakanlah materi belajar yang otentik – dibuat langsung oleh si pembuat soal-soal, misalnya untuk tes IELTS, belajarlah menggunakan sumber-sumber dari IELTS Cambridge, atau jika TOEFL, gunakanlah sumber-sumber belajar yang dikeluarkan oleh ETS.

Yang terakhir, berlatih dan terus berlatih. Tujuan berlatih ini adalah agar anda makin menguasai konten IELTS atau TOEFL, misalnya jenis pertanyaan atau instruksi. Orang yang banyak berlatih – mengerjakan soal-soal latihan dalam suasana seperti tes resmi, akan memudahkan individu tersebut dalam tes resmi karena akan membuatnya makin percaya diri. Mengerjakan soal-soal latihan akan menunjukan kelebihan dan kekurangan anda sehingga anda dapat lebih strategis lagi dalam proses persiapan belajar.

Share this article:

About

Golobe Education adalah platform belajar Bahasa Inggris online dengan tutor berpengalaman yang memiliki sertifikat Profisiensi Bahasa Inggris (IELTS/TOEFL) dan sertifikat Mengajar (TEFL/TESOL/CELTA/DELTA). Pembelajaran dilakukan secara online menggunakan teknologi terkini dengan beragam fitur interaksi yang dapat mempercepat penyerapan materi.

© 2021 Golobe Education. All Rights Reserved.