Pelajari 7 Rules Yang Mempercepat Kemampuan Berbicara Bahasa Inggris

Penguasaan bahasa Inggris merupakan pekerjaan berat bagi sebagian besar orang karena beberapa faktor. Pertama, sistem linguistiknya sangat berbeda dengan bahasa ibu kita, misalnya, pengucapannya berbeda dengan ejaanya. Kosakatanya variatif baik dari sisi leksikal maupun semantik yang membuat kita kesusahan untuk menguasainya dalam satu atau dua bulan bahkan tahunan. Kedua, pengajaran Bahasa Inggris, meskipun penggunaan teknologi dalam pengajaran sudah mulai masif, masih nampak konvensional dalam berbagai macam institusi pendidikan – formal dan informal, karena substansi pengajarannya masih menitikberatkan pada hafalan bukan pada pemahaman mendalam dan kontekstual sehingga konsep-konsep yang sudah dipelajari nampaknya hanya memperkaya pengetahuan (knowledge) bukan keterampilan (skill). Padahal, bahasa bukan sebatas pengetahuan tetapi juga keterampilan.

Keterampilan berbahasa Inggris dapat dipelajari melalui beberapa cara – otodidak (belajar mandiri) dan belajar bersama tutor (dalam pendidikan informal dan formal). Banyak penutur yang fasih berbahasa Inggris hanya melalui belajar otodidak dengan menggunakan berbagai media – youtube, bacaan menarik, audio/podcast, TV berbahasa Inggris, dan lain-lain). Mereka yang belajar bahasa otodidak adalah orang-orang lebih tertantang untuk mengeksplorasi bahasa Inggris dari penutur native, dan merupakan pelajar independen yang mengedepankan proses belajar yang kreatif versi diri mereka sendiri, sehingga tujuan pembelajaran mereka dapat tercapai.

Sebaliknya, mereka yang belajar bahasa Inggris di institusi Pendidikan, mengeksplorasi bahasa Inggris melalui penjelasan dan bimbingan dari pengajar sesuai dengan kurikulum dan silabus yang ditetapkan. Model belajar ini biasanya hanya menekankan pada pencapaian materi belajar, bukan pada penguasaan mendalam karena pengajarannya masih berbasis “berburu waktu” – semua materi yang ada dalam kurikulum wajib dipenuhi dengan waktu yang tidak maksimal.

Kurikulum bahasa Inggris, khususnya di institusi-institusi yang menggunakan kurikulum nasional, cenderung menekankan ‘hafalan’ yang memudahkan pelajar melupakan materi yang sudah dipelajarinya. Sebaliknya, organisasi yang menggunakan kurikulum internasional, materi belajarnya sudah variatif dan menekankan pada critical thinking dan praktis sehingga hasil belajar akan maksimal. Sebagai contoh, untuk speaking skill, kurikulum nasional masih sangat terbatas pada pembuatan dialog-dialog tematik, terus murid perintahkan untuk menghafal, kemudian beradu peran di kelas.

Metode konvensional tidak menjamin semua pelajar dapat fasih berbahasa Inggris karena masing-masing siswa memiliki karakteristik dan minat yang berbeda. Di kurikulum internasional, konten dan metode pengajarannya substantif dan komprehensif mencakup aspek-aspek radikal sebuah bahasa dan pengajaranya menggunakan bahasa Inggris (umumnya guru native) yang dapat mempercepat pencapaian belajar murid. Sayangnya, tidak semua orang dapat menempuh pendidikan di institusi yang menggunakan standard kurikulum internasional karena biaya pendidikannya sangat mahal bagi mayoritas masyarakat.

Untuk pelajar yang ingin menguasai bahasa Inggris secara otodidak ataupun mereka yang belajar bahasa Inggris melalui institusi pendidikan, sangatlah urgen untuk memahami langkah-langkah strategis dalam belajar bahasa Inggris sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan waktu yang ditentukan. Seorang pengajar bahasa Inggris berpengalaman, A.J Hoge, menyarankan 7 Rules yang harus diikuti jika seseorang ingin menguasai bahasa Inggris. 7 Rules memberikan gambaran yang jelas tentang bagaimana seharusnya belajar bahasa Inggris sehingga seseorang tidak mudah merasa bosan melainkan termotivasi, juga mempercepat hasil belajar. 

Rule 1 – Pelajari Frasa Bukan Kata
Saat kita mengikuti kelas bahasa Inggris, kita tentunya sudah memiliki daftar kosakata yang banyak untuk dihafal. Iya kan? Menurut pakar bahasa, metode ini tidak akan membantu kita menguasai kosakata secara maksimal karena keterbatasan memori atau daya ingat kita. Ahli bahasa menyarankan agar kita mempelajari frasa bukan kata karena menghafal kosakata hanyalah membuang-buang waktu dan tidak akan pernah efektif.

Nah, apa yang dimaksud dengan “Frasa”? Frasa ada sekumpulan kata-kata yang membentuk makna tersendiri dan/atau fokus pada satu ide (artinya dapat berupa satu kalimat sederhana). Frasa itu merupakan “natural chunks” bahasa atau kumpulan-kumpulan kata yang natural. Dalam bahasa, ada kata-kata tertentu selalu berpasangan secara natural dan kalau kita mengganti dengan kata lain, akan nampak tidak natural. Contohnya, dalam bahasa Inggris, penutur native berkata “I am on an island” bukan “I am at an island”.

Perhatikan ada perbedaan penggunaan preposisi “on” dan “at”. Kalau kita hanya menghafal kata-kata saja, kita mungkin akan membuat kalimat yang tidak natural seperti contoh di atas. Untuk memperjelas, kita perhatikan contoh lain. Anggaplah kita ingin memperluas kosakata dengan menghafal banyak kosakata, termasuk “enjoy”. Jadi, kita mencatat kata tersebut dalam buku catatan kita dan berusaha mencari artinya di kamus dan kemudian menghafal dan terus menghafal. Persoalanya adalah memori kita yang terbatas dan kemungkinan besar ketika kita membuat kalimat, kita akan menggunakan sistem terjemahan langsung dari bahasa ibu kita yang hasilnya tidak akan natural. Tapi, kalau kita langsung belajar dalam bentuk frasa, misalnya “I enjoy ice cream.” Perhatikan, saat kita belajar satu kata namun dalam bentuk frasa (fokus pada satu ide), kita sudah dapat menguasai lebih dari satu kata, pelafalan dan grammar-nya, juga bahasa kita menjadi natural.

Mempelajari frasa adalah cara natural yang dilakukan oleh setiap penutur bahasa native. Penutur native bahasa Inggris belajar grammar melalui metode ini – persis anak kecil yang mau belajar, ia akan belajar frasa, misalnya, “I am hungry”, “She falls down”, atau “I am scared”. Dalam metode ini, frasa yang dimaksud dapat berupa kalimat karena memiliki subyek dan predikat, dan juga berupa kumpulan kata dalam satu kalimat misalnya, “on the way”, “at the beach” atau “in the afternoon”.

Singkatnya, mempelajari frasa akan membantu kita tidak hanya memperluas kosakata, melainkan juga kita dapat memperbaiki pelafalan, grammar, dan intinya adalah kita dapat memproduksi bahasa yang natural.

Rule 2 – Belajar Grammar Tidak Membantu Profisiensi Berbicara
Rule yang ini pastinya membuat kita bertanya-tanya mengapa belajar grammar tidak dapat membantu kita menjadi fasih berbicara bahasa Inggris. Realitanya adalah belajar grammar dengan segala rumus dan aturannya dapat membingungkan kita atau bahkan membuat kita berhenti belajar bahasa Inggris karena grammar sangat susah. Strategi ini tentunya sudah tidak berguna lagi mengingat tidak semua orang yang dapat menangkap materi-materi grammar dengan mudah.

Ketika belajar berbicara bahasa Inggris, kita tidak punya waktu untuk berpikir tentang grammarpast tense, present tense, atau perfect tense dan lain-lain. Contoh, ketika seseorang menanyakan sesuatu kepada kita, kita harus merespon secara spontan tanpa berpikir lama. Itu yang disebut dengan mahir berbicara. Kalau kita masih berpikir lama dalam menjawab pertanyaan, berarti kemahiran berbicara kita masih belum bagus.

Jadi, bagaimana belajar grammar sesungguhnya? Ketika kita belajar bahasa Inggris menggunakan teknik menguasai frasa bukan kata, kita secara tidak sadar akan belajar grammar. Contoh, ketika orang bertanya “Where are you from?”, dan kita langsung menjawab spontan “I am from Jakarta,” kita dapat memahami bahwa kalimat kita, secara struktur sudah benar karena terdapat subyek dan predikat selain itu subyek dan predikat kita sudah sesuai “Are + you” untuk kalimat interogatif; “I + am” untuk kalimat afirmatif. Itulah kelebihan metode belajar bahasa Inggris melalui frasa natural yang diciptakan langsung oleh penutur bahasa Inggris native.

Rule 3 – Belajar Menggunakan Telinga, Bukan Mulut
Jika kita ingin berbicara bahasa Inggris secara fasih dan natural, kita harus banyak mendengar (listening). Untuk lebih jelas, silahkan baca di sini . Mendengar adalah kunci untuk menjadi fasih berbicara bahasa Inggris. Ketika kita banyak mendengar, kita akan banyak belajar kosakata, grammar, dan tentunya akan mempercepat kemampuan berbicara (speaking). Intinya, kalau kita ingin fasih berbicara bahasa Inggris, mulailah dengan mendengar yang banyak. Dengan cara ini, kita akan belajar persis seperti bayi belajar bahasa pertama kali ketika ia berinteraksi dengan ibunya. Bayi belajar bahasa melalui mendengar. Mereka tidak belajar grammar. Mereka tidak menggunakan buku bacaan. Mereka tidak ikut tes. Tapi, anak kecil dapat menguasi bahasa lisan dengan cepat termasuk tata bahasa dan pelafalannya.

Mendengar merupakan fondasi berbicara. Ketika kemampuan mendengar kita semakin baik, kemampuan berbicara kita akan semakin baik pula. Banyak murid yang terlalu fokus ke speaking dan melupakan listening. Manfaat lain dari mendengar hal-hal berbahasa Inggris adalah hal itu akan mengurangi stres yang biasanya kita rasakan ketika belajar sebuah bahasa asing. Banyak kelas-kelas bahasa Inggris juga mendorong murid baru untuk berbicara, tapi ini bukan cara yang natural. Faktanya, mengajar orang untuk berbicara lebih awal dapat memperlambat penguasaan sebuah bahasa.

Apa yang harus kita dengarkan? Kita harus mulai dengan mendengar real English yang mudah sesuai dengan level kemampuan bahasa Inggris kita. Sebagai pemula, cobalah mendengar bahasa Inggris yang digunakan dalam program anak-anak bukan program CNN karena bahasanya sudah susah dan akan membuat kita frustrasi. Program anak-anak dapat diperoleh online baik yang gratis yaitu youtube maupun yang berbayar.

Rule 4 – Terapkan Repetisi
Rule ini sangatlah penting dalam pembelajaran bahasa Inggris dan bahkan semua subyek pembelajaran. Repetisi atau pengulangan adalah salah satu teknik belajar mendalam atau deep learning yang dapat membuat seorang pelajar memahami satu topik secara mendalam dan dapat mempertahankan informasi yang dipelajari dalam otaknya dalam jangka waktu yang lama. Kelas bahasa Inggris di sekolah atau kampus tidak menerapkan teknik ini karena harus mengejar materi lain merupakan bagian dari kurikulum. Biasanya murid belum menguasai materi tersebut, namun guru langsung berpindah ke materi lain tanpa memedulikan jika murid sudah mengerti atau belum.

Deep learning menitikberatkan pada cara belajar radikal yaitu belajar berbicara dan memahami secara otomatis. Banyak orang menguasai kosakata dan grammar, namun mereka tidak menguasai secara mendalam. Ketika berbicara, mereka biasanya menerjemahkan dan menganalisis tenses-nya dalam pikiran atau berupaya keras memahami makna kalimat yang disampaikan seseorang.

Dengan repetisi atau mengulangi materi yang sudah dipelajari, dan terus mempelajari berulang-ulang sampai kita sudah benar-benar mengerti dan tertanam dalam pikiran kita sehingga menjadi terbiasa atau natural. Inilah yang menjadi bagian dari deep learning. Banyak orang yang dalam belajar bahasa Inggris, ingin mendapatkan hasil secara instan. Padahal, studi ilmiah membuktikan, untuk menguasai sesuatu secara komprehensif dan tertanam dalam pikiran kita, kita harus menerapak teknik deep learning.

Jika kita ingin mahir berbicara bahasa Inggris, kita harus mengulangi semua materi (frasa-frasa) yang sudah kita pelajari. Sampai kapan kita merepetisi materi tersebut? Sampai kita benar-benar bisa menggunakan secara natural atau otomatis. Jika kita masih belum bisa menggunakan frasa-frasa tersebut, kita harus belajar lagi. Sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan, akan membuat kita semakin mahir dan spontan dalam berbicara.

Rule 5 – Belajar Grammar Secara Intuitif
Cara belajar grammar terbaik adalah belajar secara intutif melalui konteks dalam bentuk point-of-view stories – cerita pendek yang memiliki sudut pandang tertentu dan kita dapat merubah sudut pandang tersebut sesuai dengan time frame dan kita juga dapat mengubah grammar untuk membuat versi yang berbeda dari cerita tersebu. Belajar grammar melalui teknik ini terbukti meningkatkan profisiensi bahasa karena tidak akan membuat kita menghafal grammar abstrak dengan segala rumus-rumusnya melainkan memahami grammar sesuai konteksnya.

Point-of-view stories pertama kali dikembangkan oleh Blaine Ray, pencipta sistem belajar Total Physical Response Storytelling (TPRS) yaitu pembelajaran melalui reading dan storytelling. Bagaimana point-of-view stories dapat membantu kita menjadi fasih berbahasa Inggris? Kita mulai belajar dengan mendengar cerita – ceritanya merupakan kisah lampau jadi bahasanya menggunakan past tense. Selanjutnya, kita mendengar versi cerita yang lain namun dalam bentuk present tense. Kemudian mendengar versi lain dalam bentuk present future. Dengan teknik ini, kita akan dapat membedakan apa yang dimaksud dengan past, present dan present future tenses dalam konteks tanpa perlu menghafal rumus-rumus yang membosankan.

Rule 6 – Belajar Bahasa Inggris “Real” Bukan, Jauhkan Buku Teks Anda
Rule ini menekankan bahwa belajarlah bahasa Inggris yang real atau yang digunakan oleh native speaker sehari-hari. Sebagai contoh, dalam teks bahasa Inggris, kita biasanya menemukan frasa “Hello. How are you?” – “I am fine, thanks.” Kadang buku teks disertai dengan audio yang aktor membaca dialog tersebut dengan aneh atau tidak natural.

Kalau kita hanya terbiasa dengan frasa-frasa dalam buku teks, seperti contoh di atas, kita bisa kebingungan ketika bepergian ke Amerika misalnya, dan mendengar orang bertanya, “Hey what’s up?” – tentunya mereka hanya menyapa dengan bertanya “How are you?” tapi mereka menggunakan bahasa Inggris kasual atau hari yang lebih umum digunakan di negara tersebut. Banyak orang Indonesia ketika ke Amerika pertama kali merasa kebingungan dengan bahasa Inggris real padahal mereka yang mengaku bahasa Inggris sudah advanced dan hasil tes TEOFL atau IELTS tinggi.

Kalau kita hanya terbiasa belajar bahasa Inggris formal melalui buku teks dan tidak belajar bahasa Inggris percakapan, kita akan mengalami kesulitan dalam bercakap-cakap dengan native speakers.

Selain itu, percakapan bahasa Inggris real banyak menggunakan idiom. Idiom adalah frasa yang memiliki makna yang berbeda dengan kata tunggal. Idiom banyak menggunakan metafora dan sangat sudah dipahami. Misalnya, dalam dunia bisnis, seseorang mungkin berkata “My brother scored a touchdown on that project.”. Kalimat tersebut mengandung idom dan tidak bisa diterjemahkan kata demi kata karena akan tidak masuk akal. Kalimat tersebut bermakna bahwa kakak saya sangat sukses dalam proyek yang ia kerjakan.

Jadi, belajarlah bahasa Inggris real melalui movie, TV series, atau saat ini sudah banyak tersedia percapakan real di youtube atau kanal sosial media lainnya. Yang perlu diingat adalah belajar menggunakan sumber otentik sehingga pemerolehan bahasa kita juga natural.

Rule 7 – Belajar Bahasa Inggris Menggunakan Cerita Yang Menarik
Jika kita mau berbicara dan memahami bahasa Inggris secara cepat, akurat, dan otomatis, kita harus menjauhkan diri dari metode tradisional. Kata “otomatis” bermakna bahwa kita tidak perlu lagi menerjemahkan dalam pikiran ketika kita mau bercakap-cakap bahasa Inggris. Kalau kita sudah memasuki level “otomatis”, kita akan berbicara bahasa Inggris dengan mudah, tanpa stres. Kata-kata yang keluar dari mulut kita secara spontan, cepat dan mudah. Kita menggunakan grammar yang tepat tanpa memikirkan rumus-rumus grammar. Cerita-cerita menarik yang dimaksud di sini adalah cerita yang memiliki point-of-view sehingga kita juga dapat menciptakan versi-versi lain dari cerita tersebut sesuai dengan konteks past, present, atau future. Cerita-cerita ini dapat ditemukan diberbagai sumber online termasuk youtube.

Dengan demikian, 7 Rules akan membantu kita dalam proses pembelajaran bahasa Inggris – khususnya ketika kita ingin berbicara secara fasih, natural dan otomatis. Namun, tidaklah semuda membalikan telapak tangan – memerlukan usaha dan pengorbanan waktu, energi atau bahkan uang untuk memperoleh sesuatu yaitu mahir berbicara bahasa Inggris.

Share this article:

About

Golobe Education adalah platform belajar Bahasa Inggris online dengan tutor berpengalaman yang memiliki sertifikat Profisiensi Bahasa Inggris (IELTS/TOEFL) dan sertifikat Mengajar (TEFL/TESOL/CELTA/DELTA). Pembelajaran dilakukan secara online menggunakan teknologi terkini dengan beragam fitur interaksi yang dapat mempercepat penyerapan materi.

© 2021 Golobe Education. All Rights Reserved.